Friday, March 26, 2021

Covid-19 dan Segala Sesuatu di antaranya





Saya adalah salah satu penyintas Covid-19.

Awalnya saya merasa agak lemas dan sakit tenggorokan. Saya pikir badan saya tumbang karena sebelumnya selama satu minggu saya kemping di rumah sakit, menjaga tante yang harus opname. Bagi beberapa sahabat dan keluarga yang tahu, selama satu tahun terakhir ini saya memang mendampingi tante saya yang sedang menjalani pengobatan kanker.

Memasuki bulan Februari, kondisi tante saya memang agak drop dan hampir satu minggu tidak bisa bangun dari tempat tidur sampai akhirnya terpaksa rawat inap menjelang kemoterapi yang terakhir.

Saat itu memang saya sedikit kelelahan secara fisik (kurang tidur karena jaga berhari-hari di rumah sakit) dan mental (cukup stress karena mendampingi yang sakit tentunya tidak mudah), sehingga imun saya turun. Jadi sebaik apa pun saya menerapkan protokol kesehatan, ketika imun turun maka saya pun bisa terkena Covid.

Sakit tenggorokan yang saya rasakan hanya berlangsung dua hari. Namun, ketika saya kehilangan indra penciuman, saya tahu ada sesuatu yang tidak beres dan saya harus memeriksakan diri. Saya langsung menuju rumah sakit terdekat dan melakukan tes PCR.

Sambil menunggu hasil tes PCR, berbagai skenario buruk terlintas dalam benak saya. Jika saya positif, bagaimana dengan keluarga di rumah? Saat ini saya tinggal dengan tante saya yang sedang kemoterapi, Oma yang berusia delapan puluh enam tahun, tante saya yang juga komorbid pasca stroke, dan seorang tante lagi yang kondisinya cukup sehat.

Jadi bisa bayangkan paniknya saya saat itu. Bukan takut saya kenapa-kenapa, tapi kalau keluarga saya yang kondisinya cukup rentan terkena juga, lalu bagaimana? Selama ini pemberitaan media tentang covid memang cukup menakutkan terutama bagi mereka yang berusia lanjut atau memiliki penyakit bawaan.

Bersyukur, saya dikelilingi orang-orang yang sangat peduli dan helpful. Sementara menunggu hasil swab saya keluar, ada petugas kesehatan yang bisa dipanggil ke rumah untuk swab keluarga saya yang lain. Sorenya hasil swab kami keluar. Saya dan Oma dinyatakan positif Covid 19.

Langkah tercepat yang kami lakukan adalah memindahkan tante saya yang sedang menjalani pengobatan kanker ke rumah saudara terdekat. Saya bersyukur setelah konsultasi dengan dokter, saya dan Oma hanya mengalami gejala ringan dan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.

Kebetulan beberapa keluarga saya adalah tenaga kesehatan, jadi mereka memberikan edukasi yang cukup baik mengenai hal-hal yang perlu dilakukan selama melakukan isolasi mandiri di rumah bersama anggota keluarga lain yang negatif. Jadi selama di rumah kami menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker (saya dan oma menggunakan masker KN95 dan yang lain minimal masker medis, tinggalin dulu masker kain lucu-lucu yang selama ini dipakai), memisahkan semua peralatan makan, kamar mandi, dan jaga jarak. Semprotan disinfektan siap sedia setiap saat. Dikit-dikit semprot, dikit-dikit cuci tangan sudah hal wajib untuk keamanan bersama.

Kini saya paham Covid 19 ini ‘berbeda’ dari virus lainnya. Gejalanya berbeda kepada setiap orang tergantung imunitas tubuh masing-masing. Yang sering kita baca dan dengar kebanyakan dengan gejala berat dan cukup ‘menakutkan’. Kondisi tubuh pun harus dipantau terus setiap hari, jangan sampai demam atau sesak. Berbagai ketidakpastian ini tentu saja membuat cemas karena kita tidak tahu apakah hari ini aman atau tidak.

Banyak yang bilang selama sakit kita harus happy dan terus berpikiran positif supaya imun tidak turun karena Covid-19 ini adalah perang antara imunitas tubuh dengan virus itu sendiri. Namun, prakteknya tentu saja tidak semudah itu. Beberapa hari pertama isolasi saya suka terbangun tengah malam, khawatir dengan kondisi Oma. Terkadang di waktu tidur, antara sadar dan tidak, saya merasa Oma memanggil. Ditambah lagi orang-orang yang setiap hari mengirim pesan dan menanyakan kondisi Oma. Saya tahu mereka peduli, tetapi menjawabnya satu per satu dan menceritakan kondisi kami secara rinci rupanya cukup melelahkan.

Kekhawatiran tidak bisa menjaga Oma dan orang rumah jauh melebihi kekhawatiran terhadap kondisi tubuh saya sendiri. Selepas satu minggu menjalani isolasi saya sudah bisa lebih tenang.

Jika ada hal yang bisa saya pelajari selama sakit, mungkin saya belajar untuk melepaskan segala bentuk kekhawatiran. Rasa gelisah, takut, dan cemas tidak akan menambah panjang umur kita, bukan? Nyatanya saya memang tidak bisa sepenuhnya menjaga semua orang yang saya anggap penting. Akhirnya, ketika saya belajar menyerahkannya kepada Tuhan, saya tahu mereka semua berada di tangan yang tepat.

ngurusin segala perintilan cetak 'the journalist' selama isoman adalah jalan ninjaku untuk tetap happy dan mengusir kebosanan


Hal lainnya, saya belajar menikmati waktu dengan diri saya sendiri. Mungkin aneh, tapi rasanya sakit ini seperti ‘hadiah kecil’ dari Tuhan. Saya bisa istirahat total, menikmati waktu tanpa perlu terburu-buru mengerjakan banyak hal. Rasanya cukup baik bisa rebahan tanpa perlu sedikit-sedikit dipanggil untuk mengurus ini dan itu.

Mungkin jika ada kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi saya sekarang: sabar, satu per satu (quote terkenal dari NKCTHI). Sabar, hari ini bisa cium bau kayu putih, mudah-mudahan besok bisa mencium harumnya shampo. Sabar, hari ini istirahat dulu. Besok kita berjuang lagi. Tidak apa-apa istirahat, asal jangan berhenti.

Untukmu yang membaca tulisan ini, apa pun yang sedang kau perjuangkan sekarang, tetap semangat, ya. Jangan lupa istirahat, dan jangan lupa mendengarkan dirimu sendiri.

Sekarang setelah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan tambahan 10 hari masa pemulihan sampai indra penciuman saya normal sepenuhnya, Swab kedua saya sudah dinyatakan negatif. Yeaaay, akhirnya bisa melalui semua ini dan resmi menjadi penyintas Covid-19.

Jika kamu membutuhkan informasi mengenai obat, suplemen, dan vitamin yang saya gunakan selama sakit, atau hal-hal teknis dari awal sakit dan proses isolasi, silakan kontak saya melalui DM IG @mitavacariani.

Stay healthy, happy, and blessed everyone


Sunday, December 27, 2020

Kenapa Putus? | Book Review: Putus by Erwina (Kompetisi Lomba Review Novel Storial)



 


Judul Buku: Putus

Penulis: Erwina

Link Baca: https://www.storial.co/book/putus-50

Blurb:

ALMA - Hal pertama yang dilakukan setelah putus: blokir nomor mantan, hapus foto di Instagram, pura-pura sibuk sama kerjaan, dan berusaha move on. Bagian terakhir ini sulit, kalau nggak mau dibilang mustahil, karena mantanku masih beredar di sekitar. Apalagi aku diputusin tanpa alasan jelas, setelah 10 tahun pacaran. Bayangin! 10 tahun! Jadi aku bertanya-tanya, kenapa kami harus putus, sih?

FAIZAL - Hal pertama yang dilakukan setelah putus: menyesal. Gue yakin, bukan cuma gue yang pernah merasa begini. Setiap orang yang putus pasti bakal punya penyesalan. Sialnya, keadaan bikin gue nggak bisa kasih tahu keluarga kalau gue dan Alma sudah putus. Kenapa semuanya jadi ribet begini?

Hubungan satu dekade Alma dan Faiz kandas tanpa alasan jelas. Padahal, selama ini, mereka saling menyayangi dan semua orang berpikir mereka akan berakhir di pelaminan. Perkara makin runyam ketika Alma dan Faiz harus terus bertemu dengan satu sama lain. Jadi apa yang sebenarnya harus mereka lakukan setelah putus?



Friday, December 18, 2020

Menjadi Wanita yang Berbahagia | Book Review: Still Intact by: Priska Natasha (Kompetisi Lomba Review Novel Storial)



 


Judul Buku: Still Intact

Penulis: Priska Nastasha

Link baca: https://www.storial.co/book/still-intact-1

Blurb:

"Kapan kawin?"

Kei paling takut dengan pertanyaan itu. Pertama, dia jomlo sejak lahir. Kedua, dia terjebak di friendzone selama 18 tahun. Ketiga, yang diharapkan untuk jadi calon suami potensial banget, tetapi dr. Dihan Gantari Bagaskoro enggak pernah serius membahas status mereka.

Kalau bukan budak cinta yang pasrah, entah apa julukan yang cocok buat Kei. Padahal, dihujani kasih sayang, tapi enggak saling memiliki, rasanya enggak enak. Apalagi, usia Kei hampir kepala tiga dan dia habis ditinggal menikah saudara kembarnya. Kei semakin panik, takut telurnya keburu busuk karena Dihan tak kunjung bergerak.

Haruskah Kei menyeret Dihan langsung ke pelaminan? Atau usahanya bakal berubah jadi bencana karena Kei superpayah dalam mengungkapkan perasaannya?

 

Ketika pertama kali melihat cover buku ini, saya langsung menerka ini kisah tentang wanita muda, mungkin dengan karakter hangat, tidak neko-neko, senang berada di rumah, menyesap kopi dan menikmati me time sambil membaca buku. Setelah membaca dan mengenal Kei, tokoh utama di novel ini, cover yang digunakan terasa sangat tepat.

Still Intact bercerita tentang kegelisahan Kei, wanita yang akan memasuki usia kepala tiga dan menyandang predikat jomlo sejak lahir. Pertanyaan kapan kawin terus menghantuinya terutama ketika sang saudara kembar menikah. Masalahnya, satu-satunya lelaki yang ada di hati Kei adalah Dihan, sahabat yang sudah dia tunggu selama delapan belas tahun.

Membaca penantian Kei selama delapan belas tahun, sejujurnya saya gemas sendiri. Ya ampun Kei ini pakai kacamata kuda model apa sampai segitu setianya menanti Pak Dokter Dihan. Pertanyaan lain pun muncul, apa yang membuat Dihan menunggu begitu lama. Tidak diceritakan ada wanita lain di samping Dihan. Bahkan di bab-bab awal digambarkan Dihan sebegitu sweet dan charming-nya di mata Kei.

“He’s that sweet like her favorite heartwarming book.” Begitulah Dihan di mata Kei.



Bukan Cerita Remaja Biasa | Book Review: Entwine by Pretty Angelia (Kompetisi Lomba Review Novel Storial)



 


Judul Buku: Entwine

Penulis: Pretty Angelia

Link baca: https://www.storial.co/book/entwine

Blurb:

Mencintaimu tidak mengenal kata sederhana....

Ketika Papa meninggalkan keluarganya karena wanita lain, Dega merasa hancur lebur. Apalagi ternyata Eomma juga sedang sakit keras. Dega yang marah besar karena dikhianati terang-terangan oleh Papa memutuskan melakukan pembalasan dendam pada seorang cewek bernama Kiara. Kiara adalah anak dari wanita yang telah merebut Papa.

Dega ingin membuat keluarga itu hancur, dimulai dari Kiara. Namun, siapa sangka ketika bertemu dengan Kiara, ia jadi mengetahui hal yang tak diketahui. Ternyata yang merasa hancur bukan dirinya saja….

 

Entwine merupakan novel pertama yang terbit dari Storial Writers Bootcamp 2020. Bagi kamu yang belum tahu apa sih storial writer bootcamp, bisa baca infonya di sini. Entwine bercerita tentang Dega yang berasal dari keluarga broken home. Sang Papa meninggalkan dia dan ibunya untuk bersama wanita lain. Novel ini dibuka dengan pertengkaran orang tua Dega dan tekad Dega untuk membalas dendam melalui Kiara, anak perempuan dari wanita yang telah merebut Papanya. Dega berniat menghancurkan keluarga baru sang Papa.

Cerita bergulir dengan kepindahan Dega ke sekolah Kiara, mendekati Kiara, dan akhirnya Dega mengenal Kiara lebih jauh. Dega bertekad untuk membuat Kiara jatuh cinta kepadanya kemudian membuatnya patah hati. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dega malah tertarik dengan Kiara.

Kali pertama membaca tulisannya Mbak Pretty Angelia yang sebelumnya telah menghasilkan banyak karya, baik terbit melalui major publishing, platform digital (storial adalah salah satunya), dan juga aktif dalam penulisan skenario, saya bisa simpulkan: ini bukan novel teenlit biasa.



Thursday, January 9, 2020

Cara Saya Memulai Tahun 2020






Postingan pertama tahun ini dibuka dengan helaan napas panjang karena tanpa sadar tahun 2019-nya udahan, beres, berlalu, ganti tahun baru. Rasanya kayak dilangkahi waktu, sampai-sampai di penghujung tahun, baru nyadar di blog ini pun saya vakum lumayan lama, nggak banyak posting, nggak banyak cerita. Padahal cerita sih banyak, yang bisa ditulis dan dibagi juga banyak, cuma memang dasarnya malas saja.

Banyak yang bilang, 2019 itu menyebalkan. Mulai dari Sulli, Go Hara, dan beberapa aktris korea yang bunuh diri kemudian issue mental health mulai dianggap penting. Tahun ini bangsa kita juga berduka karena kehilangan tokoh-tokoh yang berpengaruh di tanah air, sebut saja Ibu Ani Yudhoyono (siapa yang nggak ikutan sedih melihat Pak SBY menangis kehilangan belahan jiwanya) dan Pak Habibie (yang kemudian muncul ilustrasi-ilustrasi mengharukan tentang Pak Habibie dan Bu Ainun yang bertemu kembali di surga).

Nggak cuma yang meninggal-meninggal, Feed Instagram dan hampir semua laman media sosial lainnya juga jadi super nyebelin karena isu politik. Yes, Pilpres di Indonesia tahun 2019 ini jadi merembet ke mana-mana, sampai agama, ras, intoleransi, dan demo yang berjilid-jilid itu. Belum cukup sampai situ, sebelum pelantikan presiden pun masih ricuh dengan demo yang mengingatkan saya dengan kerusuhan tahun 98 dulu.

Kurang nyebelin apa coba tahun 2019? Berpulangnya teman seangkatan setelah berjuang melawan kanker, kedua sahabat saya kehilangan ayah untuk selamanya dengan jarak waktu berdekatan, ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang putus cinta (Ini sih tiap tahun ada kayaknya), ada juga yang menyudahi pernikahannya.

Namun sebenarnya, di balik 2019 yang nyebelin, tahun ini nggak parah-parah amat. Banyak hal baru, petualangan baru yang ternyata bikin hidup tetap seru. Saya mencoba kolaborasi dengan teman lama dan merintis bisnis baru yang sebenarnya nggak baru-baru amat (cek : @chorus.id), mulai pelayanan lagi, dan pastinya terus muter otak untuk bisnis @omayu.id dan berbagai proyek kepenulisan biar bisa bikin dapur tetap ngebul.

Tahun 2019 juga sama seperti tahun-tahun sebelumnya nggak lepas dari peran teman-teman dekat. Bertambahnya usia rupanya tidak berbanding lurus dengan pertambahan pertemanan. Kenalan bisa saja nambah banyak, tapi yang benar-benar bisa jadi ‘teman’ nggak semudah itu Ferguso. Kalau teman adalah keluarga yang bisa kita pilih sendiri, ya memang demikian adanya. Pilih-pilah lah mereka yang jadi inner circle-mu, biar hidup nggak terlalu banyak drama. Cukuplah drama korea aja yang menemani hari-harimu.  Dan tahun ini, I’m grateful karena masih kaya dengan momen-momen bersama sahabat-sahabat terdekat.




Dan tahun 2020 ini biarpun dimulai dengan banjir Jakarta dan kebakaran Australia, semoga tidak menyurutkan langkah untuk tetap menjalani tahun ini dengan sukacita. Rasanya nggak ada satu tahun pun yang berjalan mulus lurus terus, kan? Tapi bukankah  itu yang bikin hidup selalu seru? Penuh kejutan dan tantangan yang pastinya bikin hidup lebih hidup.

Selamat Tahun Baru
.
Semangaatttt



Monday, February 25, 2019

Atur Keuangan Tanpa Bikin Pusing






Tidak terasa, bulan Januari lalu saya resmi 3 tahun menjalani hidup sebagai freelancer dan memberanikan diri membuka bisnis sendiri. Ternyata kehidupan sebagai seorang freelancer memang penuh tantangan. Tidak ada lagi tanggal gajian yang ditunggu-tunggu karena pemasukan bisa datang tanggal berapa saja. Tidak ada lagi tanggal THR atau bonus yang membuat rekening mendadak gendut, tapi berganti dengan proyekan-proyekan yang berbeda nilainya.

Kendati menjanjikan kehidupan yang ‘free’, bisa bekerja dari mana saja, tidak terikat waktu dan tempat namun menjadi freelancer bukanlah hal yang sepele. Kadang ada proyek-proyek bernilai besar yang pendapatannya bisa berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan kerja kantoran dulu. Tapi kadang ada masa-masanya sepi, di mana saya harus terus kreatif mutar otak gimana caranya usaha tetap jalan dan dapur bisa terus ngebul.

Pengalaman selama tiga tahun ini membuat saya sadar dan mengerti pentingnya mengatur keuangan bagi para freelancer, teman-teman yang baru memulai usaha atau memiliki income yang tidak tetap seperti saya. Jangan sampai ketika invoice dari satu proyek besar cair, kita merasa kaya raya dan langsung foya-foya. Bulan-bulan berikutnya terpaksa ngutang karena nggak ada pemasukan. Duh, jangan sampai deh kayak gitu.

Makanya saya ingin berbagi cara jenius mengatur keuangan pribadi yang selama ini saya terapkan agar cashflow keuangan lancar dan hati senang. Ini dia :

1.    Tentukan skala prioritas


Meski kelihatannya simple, membuat skala prioritas ternyata penting loh. Sebagai freelancer akan tiba saatnya kamu dapat rejeki gede yang bisa bikin kamu langsung beli HP seri terbaru yang selama ini hanya jadi angan-angan. Tapi akan juga tiba saatnya transferan macet dan proyekan sepi. Nah, pakai kelebihan uang itu untuk memenuhi kebutuhan yang diprioritaskan. Sebelum beli HP keluaran terbaru, coba cek pengeluaran wajib bulan ini sudah terpenuhi atau belum. Sebelum belanja ini itu, tanyakan lagi sama diri sendiri apakah kita memang benar-benar membutuhkan barang tersebut? Worth it nggak sih menghabiskan uang dengan nilai sekian untuk makan di kafe mahal?

Kok kesannya susah banget, ya? eits, jangan galau dulu. Bukan berarti nggak boleh ya belanja barang yang kita mau atau makan enak di restoran mewah. Enaknya jadi freelancer itu kan bisa kerja di mana saja. Saya juga paling suka nulis di kafe sambil ngopi-ngopi. Inspirasi biasanya lancar, tulisan pun kelar. Tapi nggak tiap kali saya nulis harus di kafe juga, kan. Sesekali boleh lah pastinya memberi reward pada diri sendiri. Intinya balik lagi ke skala prioritas. Kita tahu membedakan mana yang penting, yang mendesak, dan yang bisa ditunda atau digantikan dengan alternatif lain.


2.    Membuat anggaran tiap pos keuangan

Kalau sudah tahu skala prioritas, langkah selanjutnya adalah membuat anggaran keuangan atau budgeting. Simple-nya, saya membaginya ke beberapa pos seperti : Biaya rutin (belanja bulanan, transportasi, pulsa&internet, asuransi, dll), kebutuhan senang-senang (traveling, nonton, social life), dan tabungan. Lebih detail tentu lebih baik. Belakangan pengaturan anggaran keuangan ini jadi lebih mudah sejak menggunakan jenius. Saya bisa atur pos-pos pengeluaran dengan fitur-fitur yang ada di jenius.
Kalau sebelumnya setiap kali belanja kadang suka nggak terkontrol, lihat diskonan dikit langsung gesek kartu debit nggak pake mikir. Pas cek rekening tahu-tahu baru sadar deh kalau pengeluaran sudah overlimit. Nah, untungnya jenius punya fitur Card Center, di mana saya bisa mengatur saldo kartu sesuai kebutuhan. Tinggal atur saja limit belanja dan limit penarikan harian kartu debit jenius. Jadi nggak perlu lagi khawatir kebablasan.

3.    Sisihkan dana darurat


Namanya freelancer, ya nggak ada tuh asuransi kesehatan, dana pensiun, dan fasilitas lain yang biasanya diperoleh orang kantoran. Makanya mesti pinter-pinternya kita menyisihkan dana untuk keperluan yang tak terduga. Nggak ada yang tahu kan besok atau lusa ada saudara atau mungkin kita sendiri yang sakit (bukan ngedoain, ya), atau tiba-tiba kendaraan kita rusak dan minta ‘jajan’. Semua pengeluaran besar tanpa rencana itu perlu disiapkan juga dananya. Saya biasanya pakai fitur Flexi Saver dari jenius untuk kebutuhan ini. Tabungan fleksibel berbunga setara deposito yang bisa disetor dan ditarik kapan saja. Jadi nggak perlu dibikin jantungan kalau misalnya kita butuh dana darurat sewaktu-waktu.



4.    Jangan lupa nabung, nabung, nabung


Sejak kecil saya sudah diajarkan hemat itu pangkal kaya, dan solusinya adalah dengan memiliki tabungan atau investasi. Kalau menginginkan sesuatu, saya membiasakan diri dengan menabung, bukan dengan mengambil kredit atau berhutang. Misalnya ingin traveling ke suatu tempat, saya nabung untuk beli tiket dan biaya perjalanannya. Ingin beli HP, kamera, laptop, dll. Ya nabung dulu sampai dananya cukup. Enaknya sekarang ada fitur Dream Saver di Jenius. Saya bisa atur sendiri tujuan menabungnya apa, berapa banyak, dan jangka waktu menabungnya berapa lama.

Nggak cuma untuk urusan pengaturan keuangan sehari-hari saja, untuk keperluan perbankan lain pun saya sangat terbantu dengan menggunakan jenius. Transfer uang, bayar tagihan, top up saldo e-wallet, sampai buka deposito bisa saya lakukan hanya lewat smartphone. Dan yang bikin lebih happy, semuanya itu bebas biaya admin. Seneng kan kalau bayar sana-sini nggak harus kena tambahan biaya lagi. Hidup kayaknya jauh lebih mudah dan bebas ribet. Nggak ada lagi alasan nggak bisa ngatur uang atau pengeluaran yang kebablasan karena sekarang semua bisa diatur pakai cara Jenius.

Ini cara saya mengatur keuangan dan menjalani #hari2jenius. Kalau kamu gimana? Punya cerita juga nggak? Yuk share cerita kamu di https://www.cocreate.id/ website resmi Co.Create Jenius. Selamat berbagi dan menginspirasi.




Wednesday, February 20, 2019

10 Hal yang Wajib Dicoba Saat Traveling ke Ambon







Kalau kamu punya keinginan untuk jalan-jalan ke Indonesia Timur, saya sarankan Ambon ada di bucket list kamu. Kenapa? karena Ambon punya pantai-pantai yang luar biasa cantik dan surprisingly nggak terlalu jauh dari pusat kotanya. Selain itu, Ambon juga punya kuliner khas yang bisa bikin perut kenyang hati senang. Dan, kalau kamu punya waktu liburan yang lumayan lama bisa juga sekalian explore pulau-pulau kecil di sekitaran Ambon, misalnya Pulau Ora seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Makanya nggak salah kalau kota ini disebut Ambon Manise, yang artinya Ambon yang cantik atau indah.

Terus ke mana dan ngapain aja selama di Ambon?  Ini dia 10 hal yang wajib dicoba saat traveling ke Ambon :

1.         Makan rujak natsepa


Disebut rujak natsepa karena lokasinya ada di pinggir pantai Natsepa. Sepanjang pantai ini terdapat puluhan kios penjual rujak. Rujaknya sih biasa aja, kurang lebih sama kayak rujak-rujak yang dijual di Pulau Jawa. Tapi yang bikin beda taburan kacang kenari di bumbunya menambah sensasi gurih yang berpadu dengan rasa asam manis pedas rujaknya sendiri. Apalagi makannya sambil menikmati pemandangan pantai Natsepa, dijamin rasa rujaknya jadi makin nikmat.


Seporsi rujak ini dibandrol seharga Rp. 15.000,- 
(inframe : tangan @tha_nte)

2.         Minum kopi kenari di sibu-sibu

Sebagai pecinta kopi, setiap kali traveling saya biasanya langsung hunting kedai kopi terdekat yang bisa dikunjungi. Coba deh kalau kamu search di mesin pencarian “tempat ngopi di Ambon” maka kedai kopi sibu-sibu ini akan muncul paling atas. Rupanya karena kedai kopi yang terletak di Jl. Said Perintah no 47A, Ambon ini memiliki kopi spesial yang nggak ada di tempat lain, namanya kopi rarobang. Kopi rarobang merupakan perpaduan kopi robusta dengan berbagai campuran rempah seperti cengkeh, jahe, dan ditaburi irisan tipis kacang kenari. Tetep ya kacang kenari nggak boleh terlewat karena Ambon memang terkenal sebagai salah satu produsen kacang kenari. Ada dua pilihan rasa, kopi rarobang hitam atau kopi rarobang susu madu. Menikmati kopi rarobang paling pas ditemani dengan cemilan khas Maluku seperti kue sagu kenari, gogos, dan sukun goreng. Memang benar rasanya tagline yang bilang, “Belum ke Maluku kalau belum mampir ke Sibu-Sibu.”

suasana di kedai sibu-sibu, rame, seru, dan hangat

kopi rarobang susu madu

3.         Foto di gong perdamaian

Gong perdamaian ini sepertinya sudah jadi ikon dan objek yang wajib dikunjungi kalau ke Ambon. Lokasinya tepat di tengah kota, seberang lapangan merdeka kota Ambon. Karena ke sana pas malam hari, ada semacam lampu sorot yang gonta-ganti warna menyorot ke arah gong perdamaian, jadi fotonya seakan-akan ada efek cahaya warna-warni deh.

 gapapa sayanya gelap, yang penting gongnya terang hehe..



4.         Makan ikan bakar plus sambal colo-colo.

Sebetulnya kalau ke Ambon, rasanya nggak mungkin banget nggak makan ikan bakar. Ikan dengan berbagai olahan sudah pasti tersedia di banyak restoran di Ambon. Khasnya adalah ikan bakar dengan sambal colo-colo. Saya sih tidak terlalu suka sambal dan makanan pedas, tapi sambal yang terbuat dari irisan cabe rawit, bawang merah, tomat, dan perasan jeruk nipis khas Ambon ini kok rasanya segar dan enak banget. Jadi menu wajib kalau kamu main ke Ambon nih.

ikan bakar plus sambal colo-colo yang rasanya sulit terlupakan

5.         Santai kayak di pantai di Santai Beach

Nggak tahu kenapa pantai ini disebut Santai Beach, tapi rasanya memang pas banget dinamakan begitu karena Santai Beach adalah tempat yang tepat untuk kamu duduk-duduk santai sambil menikmati semilir angin dan memanjakan mata dengan pemandangan pantai yang cantik, tenang, dan bersih. Santai Beach banyak dikunjungi warga lokal dan karena lokasi pantainya yang landai, cukup banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya berenang di sana. Untungnya saya datang di hari biasa, jadi nggak penuh dan makin bisa santai kayak di pantai hehehe...

main-main air pinggir pantai santai beach aja udah bahagia

6.         Berenang di pantai liang

bayangin gimana rasanya punya kolam renang pribadi seluas ini (inframe : @tha_nte)

Saya selalu amazed dan dibuat terkagum-kagum setiap kali mengunjungi pantai di Ambon. Selama di Ambon cukup banyak pantai yang saya datangi dan semuanya cantik-cantik banget. Salah satunya pantai liang ini. Hamparan laut tenang berwarna gradasi hijau toska dan biru memanjakan mata sejak saya menginjakan kaki di pantai ini. Dijamin langsung kepingin nyebur dan merasakan segarnya air laut tanpa perlu takut kebawa arus atau ada ombak tinggi. Rasanya kayak punya kolam renang pribadi yang luaaass banget. Setelah cape renang bisa mampir di rumah makan sekitar pantai dan duduk-duduk di saungnya yang posisinya lebih tinggi dari pantai.

emang paling bener duduk santai sambil baca buku di liang, kalau nggak repot kepinginnya sih sekalian nulis bawa laptop.. heaven banget

7.         Mencari pintu di Pantai pintu kota

Waktu yang paling pas mengunjungi pantai ini adalah pagi hari. Kenapa? karena kalau kamu kesiangan sedikit aja, lautnya keburu pasang dan lubang di bawah tebing yang bentuknya menyerupai pintu gerbang besar ini nggak akan kelihatan karena tertutup air laut. Nah karena lubang besar inilah makanya disebut pantai pintu kota. Karakteristik pantai pintu kota sendiri merupakan pantai dengan ombak yang lumayan tinggi dan kencang. Banyak batu-batu karang besar di pesisir pantainya. Ke sini mungkin hanya bisa foto-foto di ‘pintu kota’ yang ikonik itu dan minum air kelapa muda di sekitar pantai.

 view from the top

jangan kesiangan supaya masih sempat foto di sini

8.         Mencicipi nasi kuning di sekitar jalan kota

Saya baru tahu kalau nasi kuning ternyata merupakan makanan khas Ambon yang juga sangat mudah ditemui di sekitaran kota Ambon. Rasanya sih seperti nasi kuning pada umumnya, yang membedakan adalah lauk-pauk pelengkapnya yang sangat beragam, mulai dari ayam goreng, sayur-sayuran, bihun, telur, dan ikan cakalang. Katanya sih paling enak makan nasi kuning malam hari yang tersedia di sekitar jalan kota Ambon. Bisa dinikmati mulai malam hingga dini hari.

cukup membayar Rp 16.000,- untuk seporsi nasi kuning dengan tambahan bihun dan ikan cakalang 

9.         Foto di tulisan AMBON

Sejak awal sudah meniatkan diri pakai baju oranye supaya matching pas foto di dekat tulisan Ambon di tengah kota yang juga berwarna oranye. Apa daya lokasinya nggak pernah sepi pengunjung yang mau foto dan saya agak malas juga sih mesti ngantri lama-lama untuk foto, jadinya cukup puas dengan mengambil foto tulisannya saja, itu pun pas malam hari karena memang akhirnya baru sempat ke sana malam hari. Yah, semoga suatu saat bisa ke Ambon lagi untuk foto di samping tulisan Ambon yang keren itu.

10.     Mencoba papeda khas Ambon

Malam terakhir di Ambon saya mencoba ikan kuah kuning lengkap dengan papeda. Kata pramusajinya, papeda dan ikan kuah kuning di Ambon rasanya beda dengan buatan Papua. Saya sih iya-iya saja, yang di Papua juga belum pernah nyobain kok, jadi ya nggak tahu juga kan bedanya gimana. Ikannya lembut, perpaduan rasa asam, manis, dan sedikit pedas dari kuah kuningnya terasa segar di lidah. Ikan kuah kuning ini dimakan bersama papeda, makanan berupa bubur sagu sebagai pengganti nasi.

papeda dan ikan kuah kuning

Gimana? Ambon menarik bukan? Kamu yang pernah ke Ambon, boleh loh tambahkan di kolom komentar hal seru apa yang bisa dilakukan di sana. Bagi yang belum, semoga postingan ini bisa menjadi inspirasi untuk menambah destinasi jalan-jalanmu.