Tulisan saya ini masih ada hubungannya dengan tulisan saya yang pertama. Setelah berdamai dengan diri saya sendiri (berhenti membela diri –red), dan mau mengakui bahwa saya memang mencari pria itu, ternyata jauh lebih mudah dan melegakan.
Kadang ketika sesuatu yang disebut cinta itu datang, perasaan bisa saja mengalahkan logika. Untuk kasus saya, thanks God, logika saya masih ada meskipun nyaris dikalahkan oleh perasaan. Jadi saya sadar untuk tetap menjadikan pria itu menjadi ‘pria yang paling dihindari’. Bisa atau tidaknya saya, saya hanya akan berusaha dan biarlah waktu yang akan menjawabnya.
10 alasan mengapa dia harus tetap menjadi ‘pria yang paling dihindari’ :
1. Pria itu sudah ‘memakan banyak korban’ wanita, dan beberapa di antara mereka adalah sahabat saya sendiri. oh, please deh..nggak ada dalam kamus hidup saya yang namanya pren makan pren.
2. Kalau pria itu pergi dari hidup saya, dan saya kembali terbiasa dengan ketidakhadirannya maka saya tidak akan mencarinya lagi. case closed. (iya kalau pria itu pergi, kalau nggak??hmpff..)
3. Saya selalu mengingatkan pada diri saya :ingat pakai logika, logika!!!!
4. Logika saya bilang, pria itu jauh berbeda dengan saya, karakter kami berbeda, lingkungan kami berbeda, dunia kami pun berbeda.
5. Logika saya yang lain bilang, saya hanya penasaran dengannya, jadi kalau rasa penasaran saya habis, semua akan selesai.
6. Lagi2 logika bicara bahwa ada banyak pria yang labih baik dari dia buat saya.
7. Saya tidak mau memulai sesuatu yang tidak bisa saya akhiri.
8. Sahabat saya pernah bilang, kalau seorang pria belum menyatakan isi hatinya pada kita, jangan biarkan diri kita jatuh cinta lebih dulu (baca: jangan GR dulu)
9. Semua orang yang mengenal pria itu mengatakan bahwa dia bukan ‘pria baik-baik’ (kok serem amat ya-red)
10. Salah satu sisi hati saya bilang he’s not into you.
Tha
100509...11 p.m.
No comments:
Post a Comment