
Weekend lalu saya dan beberapa teman menghabiskan waktu dengan marathon dvd, ritual yang biasa kami lakukan tiap weekend kalau terpaksa bekerja, terjebak di mess dan tidak bisa pergi kemana-mana saat akhir pekan. Salah satu film yang kami tonton dan cukup berkesan buat saya adalah My sister’s keeper, film yang diangkat dari sebuah novel karya Jodi Picoult dengan judul yang sama.
Film ini bercerita tentang kisah seorang gadis bernama Anna, yang sengaja dilahirkan untuk menjadi donor bagi kakaknya, Kate yang menderita leukemia. Sejak Anna lahir dia harus mendonorkan darahnya, sumsum tulang, dan yang terakhir Anna harus mendonorkan salah satu ginjalnya. Saat itulah Anna akhirnya berjuang, mencari pengacara untuk menuntut kebebasan atas tubuhnya sendiri. Anna ingin bebas dari kewajibannya menjadi penjaga Kate.
Ada dua pelajaran baru yang saya dapat dari film ini..
Pertama, sewaktu akhirnya terungkap alasan sebenarnya Anna mencari pengacara dan membawa kasusnya ke pengadilan, bahkan sampai harus berjuang melawan ibunya sendiri. Ternyata bukan karena ingin mendapatkan kebebasan atas tubuhnya sendiri atau karena Anna sudah lelah terus menolong Kate, Tapi hal ini semata-mata Karena Kate sendiri lah yang memintanya. Kate ingin Anna berhenti menolongnya, berhenti menjadi donor untuknya. Sekalipun keinginan Kate ini bisa membahayakan dirinya sendiri dan membawanya pada kematian. Selintas terlihat Kate sepertinya sudah menyerah, tidak mau berjuang lagi untuk hidup. Tapi kadangkala memang ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah dan perjuangan sesungguhnya bukanlah untuk mengubah keadaan itu, tapi berjuang untuk menerima keadaan. Tidak selamanya menyerah itu berarti pasrah dan berhenti berjuang. Saya pikir kadangkala kita perlu tahu kapan saatnya kita berhenti berjuang mengubah keadaan, dan mengubah perjuangan itu menjadi keikhlasan untuk menerima keadaan.
Saya jadi teringat sebuah doa, serenity prayer, bunyinya seperti ini :
Tuhan berilah saya keberanian untuk dapat mengubah hal-hal yang dapat saya ubah
Kedamaian untuk dapat menerima hal-hal yang tidak dapat saya ubah, dan kebijaksanaan untuk dapat mengetahui perbedaan di antara keduanya. Amin.
Pelajaran kedua yang dapat saya petik dari film ini adalah tentang perpisahan. Perpisahan biasanya selalu mendatangkan kesedihan, apalagi jika perpisahan itu disebabkan kematian. Tapi tidak selamanya perpisahan adalah hal yang buruk. Di akhir cerita film ini, Anna berkata bahwa kematian Kate justru menjadi kehidupan bagi yang lain. Ibunya bias kembali bekerja dan tidak perlu terikat untuk mengurus Kate. Ayahnya bias beralih profesi yang sesuai dengan passionnya, kakaknya bias kuliah ke luar negeri, dan tentu saja Anna tidak perlu lagi mendonorkan bagian-bagian tubuhnya dan bias menjalani hidup yang normal. Percaya atau tidak kematian satu orang, sepedih apapun itu, bias menjadi kehidupan bagi yang lain. Intinya segala sesuatu yang terjadi pasti mendatangkan kebaikan, terlepas dari seberapa sakitmya peristiwa itu bagi hidup kita.
Tha..030911