“Kamu kok enak banget sih kerjanya jalan-jalan mulu?”
“Pengen deh bisa sering jalan-jalan kaya kamu.”
“Abis ini jalan-jalan ke mana lagi, Mit?”
Percaya atau nggak, pertanyaan seperti itu sering banget mampir di tab
mention, komen di IG atau mungkin ditanyakan oleh beberapa teman ketika bertemu
dengan saya secara langsung. Pertanyaan-pertanyaan itu kadang membuat saya
berpikir, mereka hanya lihat bagian enaknya, but they didn’t know the process behind it.
Begitu pun dengan foto-foto cantik yang saya pajang di IG. Di balik
foto pantai yang biru dan tenang, ada perjuangan berjam-jam naik kapal untuk
menuju ke sana. Di balik foto keren di atas bukit, ada usaha untuk mencapai
puncak. Simple-nya sih, yang orang
lihat di IG kan the curated version, the
best fraction of someone’s life. Lagipula siapa juga yang mau lihat foto
jelek,kan?
Travelingnya sih enak, tapi susah-susahnya ya ada juga. Seperti
misalnya harus lari-lari di bandara karena hampir ketinggalan pesawat, nginep
di hotel yang nggak secantik gambarnya, dan sakit waktu lagi traveling.
Sakit pas lagi traveling? Beneran saya pernah mengalaminya. Waktu ke
Penang beberapa bulan yang lalu, badan saya sempet drop. Tiap malam badan demam
dan menggigil. Paginya badan sih enakan, tapi karena lanjut jalan-jalan,
malamnya drop dan demam lagi. Rasanya nggak enak dan ganggu banget. Kesel
sendiri deh, giliran teman saya bisa asyik jalan-jalan, masa saya malah harus
terkapar tak berdaya di kamar hotel. Sejak saat itu, nggak mau deh lagi-lagi
sakit pas traveling (pas nggak traveling pun nggak mau sakit sih). Jadi sebisa
mungkin untuk selalu jaga kesehatan. Toh bener kan pepatah yang bilang lebih
baik mencegah daripada mengobati.
Makanya begitu traveling selanjutnya, saya pikir harus lebih prepare. Selama ini karena tiap
traveling selalu aman-aman aja jadinya nggak terlalu concern sama badan. Padahal kan jaga stamina tubuh tuh penting
banget. Apalagi selama perjalanan, bisa kurang tidur, makan juga seenaknya
karena merasa lagi liburan jadi cobain semua makanan khas setempat. Kondisi
kaya gini nih yang bisa bikin badan langsung drop. Untungnya sekarang ada
Herbadrink sari temulawak yang cocok banget untuk menunjang segudang aktivitas
saya terutama saat traveling.
My Traveling Essentials
Jadi waktu kecil dulu, oma saya sering kasih jamu temulawak katanya
supaya meningkatkan daya tahan tubuh, membantu pencernaan, dan menjaga fungsi
hati. Ternyata memang terbukti loh, dari kecil saya ini termasuk orang yang
jarang sakit. Tapi kan, cari temulawak sekarang juga nggak gampang. Belum lagi
harus mau repot bikinnya. Begitu kenal sama Herbadrink sari temulawak, langsung
jatuh cinta dan jadi minuman wajib yang harus ada setiap kali traveling.
Senengnya lagi, karena kemasannya sachet,
jadi praktis dan nggak berat dibawa ke mana-mana. Tinggal seduh pake air,
jadi deh. Segar, enak, dan nggak ada endapan.
Oh ya, minum herbadrink sari temulawak ini nggak hanya saya lakukan
saat traveling aja. Buat minuman sehari-hari juga bisa banget. Kalau lagi
dikejar deadline tulisan, kadang bisa begadang buat nulis. Pas banget minum
herbadrink sari temulawak supaya nggak gampang sakit karena kurang tidur.
Belakangan saya juga baru tahu kalau temulawak pun berkhasiat menjaga kadar
kolesterol dalam darah. Pas banget buat saya dan kamu yang suka kulineran.
Nggak ada salahnya kan investasi untuk kesehatan dari sejak kita muda?
Nah, buat kamu yang penasaran dan ingin juga menikmati manfaat dari
herbadrink sari temulawak, sekarang sudah bisa dibeli di supermarket dan
minimarket. Belanja online pun bisa di sini
So, tunggu apa lagi? Traveling sekarang dan jangan lupa herbadrink
sari temulawak.
Lets go to the beach !!
Asiiiik juga nih baca tulisan mitha...success ya dear, Jesus bless
ReplyDelete