“Tiketnya belum dicap, Mbak. Harus dicap dulu di loket depan.” Kata
bapa yang memeriksa tiket di depan pintu kapal. Melawan rasa lelah dan
mengabaikan kerumunan tukang ojek yang langsung berebut menawarkan jasanya
untuk mengantar saya ke loket depan yang berjarak kurang lebih 500 meter dari
kapal, saya pun memutuskan untuk berjalan kembali ke loket. Padahal saya sudah
melewati loket tadi, tapi tidak adanya petugas yang memberi tahu membuat saya
dan Martha harus bolak-balik. Dengan ransel seberat hampir 9 kilo yang saya
bawa, tergoda sebenarnya menggunakan ojek atau jasa porter yang ramai di
pelabuhan. Tapi sebagai traveler BPJS (Budget Pas-pasan, Jiwa Sosialita), saya
harus menahan diri dari pengeluaran-pengeluaran ‘manja’ yang sebetulnya bisa
dihindari.
Naik kapal Pelni dari Labuan Bajo ke Makasar ini pun merupakan siasat
untuk membuat perjalanan saya lebih murah dan karena penasaran juga ingin tahu
gimana rasanya naik kapal besar, berlayar lintas pulau.
Senengnya :
1. Kapal yang saya tumpangi namanya Binaiya,
kapalnya bagus, besar, dan masih terawat dengan baik. Kalau denger dari cerita
beberapa teman, ternyata masih banyak kapal Pelni yang kurang terawat. Belum
lagi kalau lagi peak season, kaya
musim mudik lebaran, penumpangnya suka over
capacity. Jadi jangan harap dapet tempat tidur yang nyaman, buat duduk aja
pada ngampar.
Kapalnya lumayan bagus kan? mirip-mirip Titanic lah hehe..
2. Ngabisin waktu lama di kapal itu bisa nemu sunrise atau sunset yang cantik di tengah laut. Kapan lagi, kan?
3. Bisa ketemu banyak orang baru, dengan berbagai
cerita. Beda sama di pesawat atau di kereta, di kapal saya bisa jalan-jalan,
memperhatikan bagaimana orang-orang menghabiskan waktu tanpa sinyal telepon dan
berinteraksi langsung, memperhatikan para pedagang yang tidak kenal lelah terus
berkeliling kapal menawarkan dagangannya, dan menikmati me time saya di bagian atas kapal hanya ditemani suara air laut.
Dan ini tentu saja semakin membuka mata saya untuk melihat kehidupan.
Sebelnya :
1. Ini antara sebel dan heran sih, perlakuan crew kapal sama para penumpang kurang
ramah menurut saya. Entah karena kami memang di kelas ekonomi yang super murah
atau memang hanya perasaan saya saja, tapi crew
kapal terkesan galak sama penumpang. Mulai dari teriakan yang lebih mirip
bentakan supaya kami cepat-cepat antri dan ambil jatah makanan. Cara minta
tiket waktu pemeriksaan, bikin saya berasa kaya imigran gelap yang lagi ada di
kapal pengungsian deh.
2. Nasi ikan yang rasanya agak traumatis. Jadi
ceritanya harga tiket untuk kelas ekonomi tuh sudah termasuk jatah satu kali
makan. Makanannya biskuit dan nasi plus sayur plus ikan secuil. Nggak usah
ditanya rasanya yah, bikin langsung mabok hehe..Rasain aja deh nasi yang banyak
batu dan kutunya dengan sayur hambar dan ikan yang agak pahit. Gimana nggak
traumatis coba?
Nasi ikan yang rasanya bikin traumatis
3. Biarpun di tiket ada nomor deck kapal dan nomor tempat tidurnya, semua orang boleh ambil
tempat sesukanya. Prinsipnya sih siapa cepat dia dapat. Untungnya saya sudah
sampai dari 4 jam sebelum kapal berangkat, jadi bisa pilih tempat yang lumayan
nyaman. Untungnya lagi kapal lagi nggak terlalu penuh, karena kalau lagi
penuh-penuhnya kadang kita bisa liat orang tidur bergeletakan di mana aja.
Note :
·
Tiket PELNI KM Binaiya Labuan Bajo – Makassar Harganya
Rp. 161.000,- Untuk kamu yang ada rencana untuk naik kapal Pelni, harap sabar
karena beli tiket kapal ini susahnya bukan main. Di saat beli tiket pesawat
atau kereta sekarang sudah sangat mudah secara online, tidak demikian dengan tiket kapal. Kamu harus datang
langsung ke pelabuhan untuk cek jadwal dan beli tiket. Cek jadwal sudah bisa
lewat website, tapi sayangnya jadwalnya seringkali kurang update.
· Jangan lupa bawa bekal cukup untuk di kapal.
Jaga-jaga kalau kamu juga nggak cocok dengan nasi ikan yang rasanya bikin
traumatis tadi, ada baiknya kamu bawa bekal yang cukup, seperti abon, sambal,
kerupuk atau mie instan. Beli makan di kapal bisa sih, tapi harganya lumayan
mahal
· Karena selama di kapal nggak ada sinyal, nggak
ada salahnya bawa buku, musik, atau film yang bisa ditonton di HP untuk
mengusir kebosanan. Nggak usah khawatir dengan colokan, disediakan di setiap
tempat tidur.
· Hati-hati dengan barang bawaan. Kalau kamu solo
traveling, lebih baik selalu bawa barang berharga ke mana-mana.
Biarpun Cuma 18 jam (nggak nyampe 5 hari kaya kalo berangkat dari Jawa
ke Papua sih), tapi naik kapal Pelni jadi cerita seru tersendiri. Jadi gimana,
mau coba naik kapal??
No comments:
Post a Comment