Friday, December 18, 2020

Menjadi Wanita yang Berbahagia | Book Review: Still Intact by: Priska Natasha (Kompetisi Lomba Review Novel Storial)



 


Judul Buku: Still Intact

Penulis: Priska Nastasha

Link baca: https://www.storial.co/book/still-intact-1

Blurb:

"Kapan kawin?"

Kei paling takut dengan pertanyaan itu. Pertama, dia jomlo sejak lahir. Kedua, dia terjebak di friendzone selama 18 tahun. Ketiga, yang diharapkan untuk jadi calon suami potensial banget, tetapi dr. Dihan Gantari Bagaskoro enggak pernah serius membahas status mereka.

Kalau bukan budak cinta yang pasrah, entah apa julukan yang cocok buat Kei. Padahal, dihujani kasih sayang, tapi enggak saling memiliki, rasanya enggak enak. Apalagi, usia Kei hampir kepala tiga dan dia habis ditinggal menikah saudara kembarnya. Kei semakin panik, takut telurnya keburu busuk karena Dihan tak kunjung bergerak.

Haruskah Kei menyeret Dihan langsung ke pelaminan? Atau usahanya bakal berubah jadi bencana karena Kei superpayah dalam mengungkapkan perasaannya?

 

Ketika pertama kali melihat cover buku ini, saya langsung menerka ini kisah tentang wanita muda, mungkin dengan karakter hangat, tidak neko-neko, senang berada di rumah, menyesap kopi dan menikmati me time sambil membaca buku. Setelah membaca dan mengenal Kei, tokoh utama di novel ini, cover yang digunakan terasa sangat tepat.

Still Intact bercerita tentang kegelisahan Kei, wanita yang akan memasuki usia kepala tiga dan menyandang predikat jomlo sejak lahir. Pertanyaan kapan kawin terus menghantuinya terutama ketika sang saudara kembar menikah. Masalahnya, satu-satunya lelaki yang ada di hati Kei adalah Dihan, sahabat yang sudah dia tunggu selama delapan belas tahun.

Membaca penantian Kei selama delapan belas tahun, sejujurnya saya gemas sendiri. Ya ampun Kei ini pakai kacamata kuda model apa sampai segitu setianya menanti Pak Dokter Dihan. Pertanyaan lain pun muncul, apa yang membuat Dihan menunggu begitu lama. Tidak diceritakan ada wanita lain di samping Dihan. Bahkan di bab-bab awal digambarkan Dihan sebegitu sweet dan charming-nya di mata Kei.

“He’s that sweet like her favorite heartwarming book.” Begitulah Dihan di mata Kei.

Rupanya penulis tidak membuat saya menunggu terlalu lama. Masih di bagian awal novel sudah diceritakan kelanjutan hubungan Kei dan Dihan. Saya tidak dibawa menerka-nerka bagaimana perasaan Dihan ke Kei, semuanya jelas terbaca sejak awal.

Yang menarik justru perjalanan hubungan mereka selanjutnya. Kehadiran Tala, yang eksentrik dengan cerita masa lalu yang kelam mulai mengusik hubungan mereka. Awalnya saya pikir novel ini akan menyajikan kisah cinta segitiga seperti novel metropop-romance kebanyakan, rupanya Still Intact menawarkan lebih banyak dari itu.

Yang sangat saya suka dari buku ini adalah semua konfliknya terasa dekat, mungkin sebagian besar para perempuan di luar sana pernah mengalaminya. Apa yang penulis suguhkan sangat realistis. Mulai dari tuntutan pekerjaan yang sudah menjemukan tapi tetap bertahan karena kebutuhan, memiliki passion lain di luar pekerjaan, atau berada cukup lama di zona nyaman.

Untuk bagian romansanya, kita juga pasti pernah merasakan sulitnya menunggu orang yang kita sukai balik menyukai kita, atau tidak kunjung menikah padahal sudah memasuki usia yang katanya dianggap telat. Belum lagi kalau orang-orang terdekat (teman, saudara, adik, bahkan kembaran seperti Kei dan Niu) menikah duluan, tuntutan sosial kepada kita semakin tinggi.

Mengutip salah satu kalimat di Bab 35 novel ini, “Hidup memang sebuah kompetisi, ya?” Saya meng-iyakan pernyataan itu. Tanpa sadar, banyak hal yang kita alami dalam hidup menjadi ajang kompetisi dan pembuktian diri.

Hal-hal seperti ini yang diangkat penulis, sesuatu yang sangat dekat dengan keseharian. Saya dapat dengan mudah merasakan apa yang Kei rasakan. Kadang saya dibawa kesal dengan Kei, yang seakan terlalu pasrah, tidak berani mengungkapkan apa yang dia rasakan. Namun, bukankah banyak dari kita pun pernah seperti itu? Kadang saya juga dibawa kesal dengan Dihan, yang digambarkan sempurna tetapi penuh dengan ketakutan. Namun, Dihan menunjukkan manusia yang tampak sempurna dari luar pun tetap saja memiliki kelemahan.

Tokoh-tokoh di novel ini hadir dengan porsi yang pas. Tidak ada yang hanya numpang lewat dan sekadar tempelan. Terutama para tokoh wanita yang menunjukkan mereka berdaya dengan cara yang berbeda. Favorit saya tentu saja karakter Niu. Kembaran Kei yang karakternya bertolak belakang dengan Kei ini mungkin hanya mengambil porsi sedikit dari keseluruhan novel, tapi kehadirannya sungguhlah menjadikan hidup Kei menjadi lebih berwarna. Celetukannya yang spontan, lucu, tapi selalu benar itu selalu saya tunggu. Beruntunglah Kei memiliki kembaran seperti Niu.

Salah satu celetukannya Niu yang konyol dan bikin ngakak :))

Akhirnya, kalau ditanya apa saya puas dengan novel kedua yang lahir dari Storial Writers Bootcamp 2020 ini, jawabannya: tentu saja saya puas.

Dari novel ini saya belajar bahwa standar kebahagiaan tidaklah ditentukan dari status pernikahan, prestasi, atau pun pencapaian lainnya. Berbahagialah dengan versi terbaik dirimu sendiri. Dari Kei, Dihan, dan Tala saya dapat berkaca bahwa saya tidak sendirian. Tidak apa-apa memiliki kelemahan, tidak apa-apa menjadi tidak sempurna, dan semuanya akan baik-baik saja.

Jadi, untukmu penyuka novel metropop atau romansa yang cukup dewasa tanpa adegan menye-menye, maka Still Intact adalah pilihan yang tepat.

Jangan lupa baca novel metropop lainnya di storial melalui tautan ini: www.storial.co/metropop

Terima kasih, Priska Natasha sudah menuliskan cerita ini.

#ReviewNovelStorial #GenerasiBacaOnline #BulanBahasadiStorial


No comments:

Post a Comment